Semasa memandu kereta, saya selalunya akan membuka radio. Channel pilihan saya sama ada Ikim.FM atau Radio24. Pada suatu hari, kedengaran dimainkan di radio satu lagu nasyid. Saya yakin nasyid itu daripada seberang. Rentaknya lembut, ringkas dan harmoni. Rentak yang sebegitu, membenarkan saya mengikuti bait-bait liriknya. Entah mengapa, saya begitu tertarik dengan lagu itu. Setelah beberapa ketika, nasyid itu tamat. Saya bernasib baik, kerana di hujung lagu disebutkan penasyidnya. Opick. Benar telahan awal saya, nasyid ini sememangnya dari seberang.
Suatu hari, semasa sedang melayari internet, saya teringat nasyid oleh si Opick itu. Lalu saya membuat carian. Sebentar sahaja, saya telah mendapat apa yang dicari.
“Ya, inilah lagu!” bisik saya, “Alhamdulillah, terima kasih kepada pencipta internet.”
Inilah liriknya:
Cukup Bagiku
Album : Istighfar
Munsyid : Opick feat Gito Rolis
penuhi jiwa ini dengan satu rindu
rindu untuk mendapatkan rahmat-Mu
meski tak layak ku harap debu cinta-Mu
meski begitu hina ku bersimpuh
cukup bagiku Allah,segalanya untukku
di hatiku ini penuh berisi
segala tentang Allah
kepada nabiMuhammad,
tercurah shalawat Allah
tiada Tuhan selain Allah,
cukup bagiku Allah
hasbi Rabbi Jalallah
mafi qolbi Ilallah
alalhadi sholallah
laa ilaa ha Illallah
(untuk mendengarnya, anda boleh ke http://www.4shared.com/file/26971291/f8dd053e/Opick_-_Cukup_bagiku.html )
Rupanya lagu itu hasil gabungan dengan Gito Rolis. Saya menjadi lebih tertarik.
Pencarian internet saya teruskan. Keputusannya, saya menjadi lebih teruja. Begitu teruja sekali.
Kenapa?
Saya salinkan di sini. Kita renungkanlah bersama!
PETIKAN 1:
Izinkan aku mengenangnya
by Ahmadi Agung
Gito Rollis alias Bangun Sugito..
Gito Rollis dulu terkenal sebagai Vokalis Musik Rock yg amat sangat UGAL-UGALAN...
Aksi GILA Vokalis musik cadas ini yg pertama kali di lakukan adalah.. saat dia bersama Dedy Stanzah rekan segerombolan-nya naik motor sambil telanjang bulat mengelilingi kota Bandung yg dingin... Akibat aksi gila-nya ini mereka berdua di ganjar mendekam di dalam kerangkeng sel tahanan Polisi setempat selama beberapa hari...
Dedy stanzah meninggal beberapa tahun yg lalu karena NARKOBA... Dan aku dulu tahun 80 an cukup dekat dng gito rollis, saat aku masih kuliah di kota Malang & Gito cs sering mengadakan konser Rock di Malang waktu itu...
Aksi GILA ke dua yg di lakukan Gito and the gank adalah saat mereka mengadakan konser musik Rock di Malang tahun 1983... Gito Rollis dan Micky Michel atau biasa di sebut saat itu dng MICKY JAGUAR atau MICKY BENTUL Rocker asal Malang & vokalis group Rock Q ' RED juga dari Malang, memakan kelinci hidup-hidup & meminum darahnya di atas panggung di tengah hingar bingar konser Rock sedang menggelegar....
Mikcy meninggal dunia tahun 1986 saat meniti karir di ibukota Negara kita Jakarta... Dua Promotor Konser Rock gila-gilaan itu, Log Zelebor yg asli Malang dng Javanoa asal pacitan akhirnya ikut di gelandang Polisi untuk di mintai pertanggungjawaban atas Konser SETAN-nya, begitu istilah para Pejabat kota Malang menyebut konser itu... Tidak ketinggalan Penggebuk Drum nomor satu di Indonesia Jelly Tobing juga ikut di masuk-kan ke dalam kerangkeng Pak polisi... Akhirnya di ketahui bahwa aksi gila mereka adalah meniru aksi Vokalis musik Cadas negara seberang OZZY OSBORN yg memang setiap manggung selalu makan kelinci & kelelawar hidup-hidup serta meminum darahnya yg membuat sebagian besar penonton-nya histeris ke-SETANAN...
Namun Gito dlm konsernya tidak selalu melantunkan lagu-lagu menghentak, tetapi gito juga mampu melantunkan lagu slow yg juga bisa menyihir penggemarnya , seperti ... Saat Gito melantunkan lagu berjudul I DON'T WANT TO TALK ABOUT IT...milik Rod Steward...dan Lagu berjudul COCAIN milik Eric Clipton serta lagu berjudul SUZZANA milik the eart company dll... akupun ikut tersihir saat itu....ikut menyanyi, bareng gemuruh dng suara semua penonton konser di stadion Gajayana kota Malang yg semuanya tersihir ikut melantunkan lagu-lagu itu...
Namun dari semua Vokalis yg biasa Manggung dng Gito, hanya Gito Rollis yg aku amati sering mengucapkan SALAM ( Asssallamu'alaikum ) dan akupun menjawab salam Gito itu dng teriak & setelah itu menunduk yg membuat temen-temenku bertanya.." kenapa Gung"...dan selalu aku jawab ndak ada apa-apa, padahal aku setiap Gito mengucapkan salam dlm konser entah mengapa batinku terasa ada yg lain setelah aku menjawabnya.... aku ingat, Gito memang pernah berujar saat konser, nanti di akhir karirnya sebagai penyanyi Rock dia akan mengabdikan dirinya pada ALLAH secara Total dng cara berdakwah untuk menebus segala DOSA-DOSA-nya...
Gito Rollis Syukur ALhamdulillah telah mampu membayar Janjinya dng se izin ALLAH tentunya, sekarang Gito telah tiada, Gito kembali ke Haribaan ALLAH SWT....
Selamat jalan Gito Rollis sahabatku, kembalilah engkau ke haribaan ALLAH dng tenang...
Semoga seluruh amal ibadahmu & amal baikmu di terima oleh ALLAH swt & seluruh DOSA-DOSA mu di ampuni oleh ALLAH swt, AMin...
Salam
AL-Pacitan
PETIKAN 2:
“kesini dong... saya belum bisa kemana-mana. Masih di tempat tidur terus..."begitu satu sms dari Kang Gito sebelumnya.
Saya merasa bersalah. Bagaimana sih, masa yang sakit minta ditengok, harusnya kan saya bisa datang tanpa diminta. masih belum bisa menunaikan janji. Terhalang beberapa kegiatan di luar kota dan pameran islamic bookfair kemarin. saya janji Saya mencatatnya dalam hati. Meski akan datang setelah islamic book fair, ternyata saya harus ke pekalongan dulu.
alhamdulillah saya bisa menjenguk Kang gito rollies kemarin.kabar terbaru ternyata selain pengapuran ada sel kanker yang kembali muncul. kabar itu justru saya ketahui setelah mendapat telepon kang gito dalam kereta menuju pekalongan bbrp hari lalu.
Ah, seharusnya saya sudah menjenguk Kang Gito dari kemarin2. Saya merasa lalai dalam urusan silaturahim, belakangan ini. aktivitas yang rasanya tidak berhenti membuat saya letih dan akhirnya lebih banyak menghabiskan waktu utk istirahat saat punya kesempatan di rumah. apalagi kemudahan kemana-mana (yang akrab selama di korea) jelas tidak kita dapatkan di jakarta. mau ke tempat dekat saja macetnya, ampun:)kemarin setelah mengisi acara di UIN Ciputat saya memantapkan hati untuk menjenguk Kang Gito. Saya sudah membayangkan kondisi beliau yang ambruk, mkn hanya bisa terbaring atau duduk di kursi roda tanpa daya.sejujurnya ada rasa takut dan tidak tega melihatnya. saya masih tidak bisa melupakan kondisi beliau setelah kemoterapi berbulan-bulan, pada serangan kanker yang pertama. dan kali ini kang gito menolak dilakukan kemo lagi. beliau memilih utk mencari obat2an alternatif.
Tiba di rumah Kang Gito (pintu gerbangnya tidak pernah ditutup setahu saya), kami tidak harus menunggu lama. Kang Gito muncul di atas kursi roda. Itu benar. bedanya semangat dan ketegarannya sedikitpun tidak terampas oleh kenyataan beliau tidak bisa berjalan utk sementara ini (semoga hanya sementara).
Kami mengobrol tentang jejak dakwah yang telah banyak ditinggalkan "dakwah itu harus diikuti berkorban asma, bukan sekadar yang dilakukan dai dari panggung ke panggung... dakwah sebagaimana rasulullah dan sahabat-sahabatnya berdakwah..."
saya mendengarkan kalimat-kalimatnya, sebab hari ini saya sudah meniatkan diri untuk menyerap pelajaran, dan agar saya belajar tentu saya harus mendengar. Maka saya pasang kedua telinga baik-baik.Dari soal dakwah, diskusi sempat memanas soal poligami terakhir saya balik ke mobil dan mengambil laptop.
saya ingin merekam kisah hijrah beliau, yang bagi saya luar biasa.Hijrah, titik balik yang diberikan Allah berbeda-beda pada peristiwa datangnya hidayah seseorang. tetapi hijrah yang sebenarnya baru terlihat bukan ketika seseorang memutuskan berjilbab, bukan ketika seseorang memutuskan utk berislam lebih baik... dan meninggalkan hal2 buruk yang dulu pernah dilakukan. tetapi komitmen hijrah yang sebenarnya baru terlihat lama setelah itu. bagaimana seorang hamba berusaha mempertahankan hidayah yang allah telah berikan padanya. bagaimana seorang hamba bersikukuh tetap pada jalan hijrahnya, tanpa tergoda tarikan-tarikan lain masa lalu yang tentu saja tidak gampang disuruh pergi.
saya mengenakan jilbab ketika usia 15 thn. dan waktu itu yang terpikir adalah bisakah saya terus mempertahankan identitas keislaman saya, lima tahun setelah itu? sepuluh tahun setelah itu? selamanya?mengingat saat2 hidayah menyentuh saya, rasanya ingin menangis.saya rindu masa itu. di saat tangis begitu mudah tumpah, di saat saya merasa allah begitu dekat dan selalu melihat saya, bersama saya, tak pernah jauh. setelah itu memang ada tangis-tangis yang lain...
tp (seperti istilah kang gito) hanya tangis-tangis kecil, dibanding tangis pertama ketika kita hijrah.dalam hitungan hari, sebentar lagi usia saya 35 thn. sudah tidak muda lagi, sudah tua, sudah harusnya berpikir lebih sering tentang kematian yang bisa datang kapan saja. saya sering berpikir sebenarnya berapa banyak waktu yang saya miliki lagi? berapa lama lagi? begitu banyak yang masih ingin saya tulis, begitu banyak impian dan cita2 yang belum saya wujudkan, begitu banyak pe er.s aya tahu ...saya tidak boleh malas. saya harus bersegera!
menatap kang gito dan kerinduannya untuk selalu berdakwah sungguh indah."Subhanallah kalau saya bisa mati ketika berdakwah. lagi ngomong tentang allah, bicara supaya orang mendekat dan beriman kepada allah, lalu saya dipanggilNya. keren pasti, ya?"
Ada senyum penuh kerinduan ketika Kang Gito mengutarakan keinginannya itu. saya yang mendengar jadi malu, sebab belum berpikir sedetil itu. dalam keadaan bagaimana saya ingin malaikat menjemput saya? apa yang saya lakukan ketika waktu saya habis dan saya harus menghadap kepada Sang Khalik? adakah ketika melakukan amalan2 yang Dia cintai? atau sebaliknya?
"Tidak akan sempat kita melakukan kemaksiatan, asma, jika lisan selalu setiap saat berbicara kebenaran..."Ahh, saya mendapat banyak pelajaran hari ini.
Obrolan kami sempat terhenti ketika azan ashar dan kang gito mengajak shalat berjamaah.
Ketika akhirnya saya pulang, kang gito melepas dengan lambaian dari atas kursi rodanya. saya terus menatapnya, hingga mobil berbalik arah. bahwa hidup memiliki banyak warna, yabahwa hidup tidak selalu suka, yabahwa ada air mata selain bahagiaada kekecewaan, yaseperti juga ada sehatbahkan sakit yang sangat...tapi energi positif seseorang yang bersumber dari Yang Maha,tidak bisa terampas, betapa pun warna hidup yang dihadapi...
(Semoga cepat sembuh, Kang...)
Wirid dgn Gito Rollis & Rombongan
Ditulis pada Februari 22, 2008 oleh dinkeskotapadang1
Wirid mingguan Pemko Padang jumàt pagi tadi (22/02/08) dimeriahkan dengan kedatangan rombongan dakwah Gito Rolis. Rombongan yang berjumlah sebanyak 14 orang ini melakukan perjalanan dakwah seluruh Indonesia selama 40 hari, Kota Padang merupakan daerah tujuan yang ke-22 dalam tournya ini. Selain Gito Rolis, ada juga aktor mantan narapidana kasus narkoba yaitu Hengki Tornando. Pada saat kedatangan rombongan, tanpa diduga kami juga dikunjungi oleh musafir dari mesir dan australia yang mempunyai tujuan yang sama yaitu dakwah Islam ke seluruh dunia.
Wirid ini diawali dengan pembacaan kalam ilahi oleh qori dan qoriàh yang dilanjutkan dengan dakwah singkat dari rektor IAIN. Beliau menjabarkan tentang aliran sesat yang mengatasnamakan agama islam yang banyak beredar akhir- akhir ini.
“Selain waspada, kita harus mempertebal kadar keimanan yang ada dalam diri kita sehingga tidak mudah dihasut oleh orang-orang yang ingin membawa kita dalam kesesatan”.Acara dilanjutkan dengan dakwah agama dari Gito Rolis.
Rocker ini sangat bersemangat dalam memberikan dakwah walaupun dalam kondisi yang masih lemah karena serangan stroke yang dideritanya beberapa waktu lalu. Beliau memaparkan pengalaman hidupnya menggapai kebahagiaan. Dulu hidupnya sebagai rocker selalu mencari popularitas, karena beliau mengira popularitas itu adalah suatu puncak kebahagiaan. Beliau selalu mencari sosok idola untuk mencapai tujuan tersebut, dimana pada saat itu yang menjadi idolanya adalah Mac Jager.
Beliau mencontoh segala tingkah pola si idola dalam setiap inci hidupnya. Dari cara berpakaian, cara menyanyi, mabuk-mabukkan, narkoba dan masih banyak lagi kemangkiran terhadap perintah Allah.SWT. Hasil akhirnya memang beliau mencapai popolaritas tersebut, tapi apa yang beliau rasakan??. Beliau tetap tidak menemukan kebahagiaan yang diharapkan.
Akhirnya Sang Rocker mulai merenungkan inti kebahagiaan yang sesungguhnya. Beliau memulai pencariannya terhadap sosok baru yang bisa menuntunnya ke jalan Allah.SWT. Belliau mencari sosok yang benar- benar sempurna dalam mengamalkan ajaran Al-Quràn. Setelah beberapa kali kecewa, akhirnya beliau menemukan sosok sempurna tersebut yaitu Rasulullah SAW. Tidak ada manusia yang lebih sempurna dalam mengamalkan Al-Quràn dan ajaran Allah SWT selain Muhammad.SAW.
Kemudian SAng Rocker yang mulanya berpenampilan ala Mac Jeger berubah ke penampilan ala Rasulullah. Semua tingkah pola rasulpun ditirunya, walaupun beliau merasa masih banyak sekali kekurangan tetapi beliau mengajak jemaah wirid untuk mengamalkan Al-Quràn seperti rasulullah. Dimana rasul mengamalkan ajaran Al-Quràn terus-menerus selama 24 jam .
Beliau berharap umat islam khususnya sasaran dakwahnya dapat mengambil pelajaran dari pengalaman hidup beliau dalam memperoleh kebahagiaan.
Wirid ini dilengkapi dengan dakwah dari pimpinan rombongan, seorang daì muda yang mengabdikan dirinya pada syiar islam. Beliau memaparkan tujuan mereka adalah murni dakwah tanpa ada unsur komersil apalagi politik.
Antusias jemaah wirid terlihat dari banyaknya yang hadir dan jemaah terlihat serius mendengarka pengajian. Semoga wirid mingguan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang agama islam dan meningkatkan kesadaran agama dalam kehidupan sehari- hari.
-Pengelola SIKDA Kota Padang-
PETIKAN 4:
Gito Rollis Hari Ini Meninggal Dunia,
Bismillaah, Ar-Rahmaan, Ar-Rahiim
Telah dipanggil Allah pulang ke haribaan-Nya seorang hamba Allah yang telah memerankan suatu peran yang rumit di bumi ini.
Seorang anak yang hobby main bola dan musik, kemudian terkenal menjadi rocker Indonesia yang pada saat itu gemar menenggak minuman keras dan narkoba, berlanjut menjadi sadar dan insaf akan perbuatannya yang, maka berbalik arah untuk mendalami agama islam secara kaffah, kemudian dia terjun ke dunia dakwah, melanglang buana untuk menjadi budak Allah, dan akhirnya dikenal lagi menjadi seorang dai di negeri tercinta ini.
Sebelum meninggal dunia, beliau hanya mengatakan pada keluarganya bahwa "saya sakit" setelah itu dia dirawat di suatu rumah sakit di Jakarta.
Dan hari ini saya mendengar Trans Tivi memberikan siaran langsung atas meninggalnya beliau.
Itulah "Bangun Sugito" - Si Rocker Indonesia dan Dai dari Hamba yang Insaf.
---TAMAT PETIKAN----
(Al-Fatihah buat Allahyarham... Al-Fatihah!)